Sabtu, 30 Januari 2016 3 komentar

JANGAN MENANGIS, IBU..

Terengah kauberlari menembus batas impian
Hingga raga tak kuasa lagi
Pedih saat sayatan nyata menggores bingkai harapmu yang kandas
kutahu luka menari di sudut matamu
air mata yang berpuluh tahun kausimpan
air mata yang berkisah selaksa luka
air mata saksi lelahmu saat ragu menghapus mimpi
mata air air matamu laksana tinta yang melukis sejarah likumu
tak mudah menyeka bulir air mata itu
tak lagi mampu kata menguntai membalut duka
duhai allah pengobat segala duka
hamparkan kasih-mu untuk membendung mata air air mata luka itu
agar tak menghanyutkan impiannya
duhai allah yang mahakuasa atas kembalinya hati
barilah waktu agar hati yang terampas dapat kembali bersanding di usia yang tersisa
Jangan menangis, ibu ...

Penghujung 2015
 
;