Sabtu, 30 Januari 2016

JANGAN MENANGIS, IBU..

Terengah kauberlari menembus batas impian
Hingga raga tak kuasa lagi
Pedih saat sayatan nyata menggores bingkai harapmu yang kandas
kutahu luka menari di sudut matamu
air mata yang berpuluh tahun kausimpan
air mata yang berkisah selaksa luka
air mata saksi lelahmu saat ragu menghapus mimpi
mata air air matamu laksana tinta yang melukis sejarah likumu
tak mudah menyeka bulir air mata itu
tak lagi mampu kata menguntai membalut duka
duhai allah pengobat segala duka
hamparkan kasih-mu untuk membendung mata air air mata luka itu
agar tak menghanyutkan impiannya
duhai allah yang mahakuasa atas kembalinya hati
barilah waktu agar hati yang terampas dapat kembali bersanding di usia yang tersisa
Jangan menangis, ibu ...

Penghujung 2015

3 komentar:

fitri nurul azmi mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
fitri nurul azmi mengatakan...

Assalamualaikum,saya fitri nurul azmi dari kls 9J ingin memberika pujian&kritikan pada puisi ini!...
Pujian:puisinya bagus membuat yang baca terharu dan sungguh bermakna
Kritikan:puisinya indah karna kata² yang indah juga tetapi bu menurut saya alangkah bagusnya jika puisi ibu memakai kata² yang lebih sederhana agar bisa dipahami lebih dalam isi puisi tersebut.
Sekian dan terimakasih
Wassalamualaikum

Unknown mengatakan...

Assalamualaikum Bu ini Zahra dari kelas 8d ingin memberikan pujian dan kritikan
Pujiannya:puisinya bagus,nyentuh banget ,kata2nya indah
Kritikan:lebih baik menggunakan kata2 yg lebih mudah dipahami
Mungkin itu saja dari saya,sekian dan terimakasih
Wassalamualaikum

Posting Komentar

 
;